Tanaman
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memiliki peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
di Indonesia khususnya yang sampai saat ini komoditas kakao tersebut masih
memiliki prospek pasar yang cukup baik di pasar Internasional.
Seperti
halnya tanaman perkebunan lain, tanaman kakao memerlukan persyaratan tumbuh dan
teknologi budidaya tanam agar mampu memberikan hasil yang optimal. Teknologi
budidaya yang dimaksud antara lain : persiapan bahan tanaman, pembibitan,
persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen.
A. PEMANGKASAN
1. Pengertian Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kakao adalah kegiatan memotong
(pembuangan) bagian tanaman yang berupa cabang, ranting, dan daun. Tanaman
kakao dalam pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan intensitas sinar
matahari yang optimum. Pada sinar matahari yang optimum tersebut kecepatan
fotosintetis akan maksimum. Intensitas sinar matahari yang optimum bagi tanaman
kakao berubah menurut umur tanaman.
Tanaman muda atau tanaman belum menghasilkan memerlukan intensitas sinar
matahari yang rendah dan berangsur-angsur kebutuhan sinar matahari semakin
tinggi sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Jelasnya tanaman kakao tidak membutuhkan sinar
matahari penuh selama perkembangannya, sehingga dibutuhkan adanya pengaturan
sinar matahari. Pengaturan kebutuhan intensitas sinar matahari pada tanaman
kakao dilakukan pada kegiatan pemangkasan, baik pemangkasan pohon pelindung
maupun pemangkasan tanaman kakao itu sendiri.
2. Tujuan dan Manfaat
Pemangkasan
Produk primer semua jenis tanaman adalah asimilat atau
hasil fotosintetis yang selanjutnya akan dikonversi menjadi
senyawa-senyawa sekunder berupa
hasil yang dipanen. Pemangkasan kakao
merurupakan salah satu upaya agar laju fotosintetis berlangsung dengan optimal,
hasil bersih fotosintetis maksimal, dan distribusinya keorgan-organ yang
membutuhkan berlangsung lancar. Proses tersebut dan faktor-faktor yang
berpengaruh perlu dipahami sebagai dasar
dalam melakukan tindakan pemangkasan yang benar.
Agar memperoleh hasil
buah yang banyak, tanaman harus menghasilkan asimilat yang banyak pula.
Tidak semua daun ditajuk tanaman mampu melakukan fotosintetis secara optimal,
daun yang ternaungi justru tidak dapat menjadi pemakai asimilat.
Tujuan
pemangkasan pada tanaman kakao adalah :
Ø Pembentukan kerangka dasar (frame) tanaman kakao yang baik, tegap, kuat
menyanggah cabang, ranting dan daun sehingga pertumbuhan tanaman seimbang.
Ø Mengatur sedemikian rupa sehingga sinar matahari masuk ke dalam tajuk
secara merata, sehingga daun lebih produktif dalam menghasilkan asimilat.
Ø Mendorong tanaman membentuk daun baru yang kemampuannya menghasilkan
asimilat lebih tinggi.
Ø Meningkatkan kemampuan tanaman membentuk bunga dan buah
Ø Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki misalnya : cabang mati,
cabang rusak, cabang sakit, tunas air, dll.
Ø Mengurangi resiko serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT),
Ø Mempermudah melakukan kegiatan atau perlakuan terhadap tanaman misalnya
: pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, panen dan lain-lain.
Dari
semua tujuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemangkasan
terhadap tanaman kakao adalah : membentuk dan mengatur pertumbuhan tanaman
dalam kondisi tertentu untuk mencapai produksi yang optimal sesuai potensi
produksi yang dimiliki oleh tanaman yang bersangkutan.
3. Jenis-jenis
Pemangkasan
Ada
beberapa jenis pemangkasan antara lain :
3.1.
Pemangkasan yang didasarkan pada
fase tanaman.
Pemangkasan
ini dibagi 3 tahapan yaitu :
-
Pemangkasan pada fase tanaman muda
-
Pemangkasan pada fase tanaman
remaja
-
Pemangkasan fase tanaman dewasa
(telah berproduksi)
3.2.
Pemangkasan yang didasarkan pada
intensitas pangkasan
Jenis
pemangkasan ini dibagi atas 3 yaitu :
-
Pemangkasan ringan
-
Pemangkasan sedang
-
Pemangkasan berat
3.3.
Pemangkasan yang didasarkan pada
tujuan
Jenis
pangkasan ini dibagi atas 3 tahapan :
-
Pemangkasan bentuk
-
Pemangkasan pemeliharaan
-
Pemangkasan produksi
Jenis pemangkasan yang didasarkan pada tujuan inilah yang
akan diuraikan lebih lanjut.
4. Tahapan Pemangkasan
Tahapan pemangkasan yang akan diuraikan disini khusus
ditujukan pada tanaman yang berasal dari tunas ortotrop (baik tanaman yang
berasal dari semaian maupun yang berasal dari klonal). Sedangkan jenis
pemangkasan yang akan diuraikan adalah jenis pemangkasan yang didasarkan pada
tujuan. Adapun tahapan pemangkasan yang didasarkan pada tujuan adalah sebagai
berikut :
4.1.
Pemangkasan bentuk.
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk habitus
tanaman kakao agar tercipta kerangka (frame) tanaman yang baik, yakni tanaman
kakao yang memiliki cabang-cabang utama (cabang primer) yang tumbuhnya kokoh
dan sehat. Selain itu apabila memungkinkan arah pertumbuhan cabang-cabang utama
tersebut diatur agar bisa merata.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara mengurangi cabang
primer yang semula berjumlah empat atau lebih menjadi hanya 3 (tiga) cabang
saja. Berhubung karena dalam pemangkasan bentuk yang menjadi objek adalah
cabang primer, maka pelaksanaannya dilakukan setelah tanaman kakao muda telah
membentuk cabang primer atau telah membentuk jorget. Umur tanaman sekitar 1 – 2
tahun setelah tanam. Cabang primer yang ditinggalkan adalah diutamakan yang
tumbuhnya sehat dan kuat, arah pertumbuhannya merata dan mengarah ke atas.
Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas.
Pada prinsipnya pemangkasan bentuk harus dilakukan
dengan pendekatan pohon per pohon (individual). Artinya penentuan cabang primer
mana yang akan dipangkas dan cabang primer mana yang ditinggalkan sangat
ditentukan oleh kondisi pertumbuhan masing-masing tanaman yang pada
kenyataannya sangat beragam di lapangan.
Demikian
pula dalam hal waktu pelaksanaannya juga beragam, tergantung pada kecepatan
pertumbuhan masing-masing tanaman.
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk memelihara dan
mempertahankan kerangka yang telah dibentuk pada pemangkasan bentuk. Jadi
pemangkasan pemeliharaan merupakan lanjutan dari pemangkasan bentuk. Pada
pemangkasan pemeliharaan, obyek pemangkasan adalah cabang-cabang sekunder yang
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap mulai dari tumbuhnya cabang-cabang
sekunder hingga saat tajuk tanaman kakao saling bertemu (saling menutupi), pada
saat tanaman kakao sudah waktunya memasuki pemangkasan produksi.
Pelaksanaan
pemangkasan pemeliharaan adalah sbb:
-
Pada tahap pertama, cabang-cabang
sekunder yang tumbuh pada jarak 30 – 60 cm dari titik percabangan (jorget)
diubah.
-
Cabang-cabang sekunder berikutnya
diatur agar letaknya tidak saling berdekatan. Pembuangan sebagian cabang
sekunder dilakukan secara bertahap sesuai kecepatan pertumbuhan cabang-cabang
tersebut. Jarak antara cabang-cabang sekunder dianjurkan antara 15 – 25 cm dan
diupayakan agar letak cabang sekunder yang tinggal diatur secara selang seling
(zig zag)
Pemangkasan
cabang sekunder dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas, parang/pisau,
atau gergaji pangkas.
4.3.
Pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah
berproduksi. Umur tanaman kira-kira 3 tahun ke atas. Tujuan utama dari
pemangkasan produksi adalah meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk
bunga dan buah, sehingga dengan demikian maka pemangkasan produksi merupakan
perlakuann pokok pada pemangkasan, karena tahap pemangkasan inilah yang
berdampak langsung terhadap kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah.
Obyek pemangkasan dari pemangkasan produksi adalah daun,
namun demikian dalam pelaksanaannya pemangkasan dilakukan terhadap
cabang-cabang atau ranting-ranting tempat daun kakao tumbuh. Namun perlu
digaris bawahi bahwa pada pemangkasan produksi pemotongan cabang besar
(diameter lebih dari 2,5 cm) perlu dihindari kecuali karena terpaksa, misalnya
karena cabang tersebut rusak akibat serangan hama dan penyakit atau rusak
karena penyebab fisik seperti patah karena angin.
Pemangkasan produksi dilaksanakan dengan
membuang cabang-cabang atau ranting-ranting sebagai berikut :
a.
Tunas air, tunas air sebaiknya dikeluarkan kecuali tunas air yang
dipersiapkan untuk regenerasi (rehabilitasi dengan metode chuppon grafting).
b.
Cabang balik, yaitu cabang yang tumbuhnya mengarah atau masuk ke dalam
tajuk sebaiknya di keluarkan kecuali cabang yang berfungsi melindungi jorget.
c.
Cabang gantung, yaitu cabang-cabang yang menggantung yang kurang
produktif. Sedangkan yang produktif dipotong sebagian (pada bagian lengkungan)
sehingga pertumbuhan cabang bisa dinaikkan atau diarahkan ke atas.
d.
Cabang-cabang cacing, yaitu cabang kecil yang tumbuhnya kerdil yang
sifatnya tidak produktif.
e.
Cabang-cabang yang terlalu rapat atau sangat berdekatan satu sama lain
serta cabang yang tumbuhnya tidak teratur
f.
Cabang-cabang yang saling tindih baik di dalam individu tanaman itu
sendiri maupun dengan cabang dari tanaman lain disekitarnya
g.
Cabang-cabang rusak baik karena serangan hama dan penyakit maupun
karena penyebab lainnya.
h.
Puncak tajuk yang diperkirakan
akan menyebabkan ketinggian tajuk dapat melebihi 4 m atau yang menyebabkan
tajuk tanaman berbentuk payung ganda.
Berhubung karena pemangkasan produksi dilakukan pada
tanaman yang sudah tinggi maka alat pemangkasan yang digunakan disamping
gunting pangkas dan gergaji pangkas biasa maka diperlukan pula gunting pangkas
atau gergaji pangkas yang bertangkai panjang.
5.
Alat Pangkas
Alat pangkas yang biasa
digunakan adalah sbb:
-
Gunting gala
-
Parang
-
Gergaji pangkas
-
Gunting pangkas (Scissor)
-
Cat
6. Prinsip Pemangkasan
6.1.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan produksi adalah sebagai berikut
:
a.
Dianjurkan melakukan pemangkasan
sesering mungkin akan tetapi dengan intensitas ringan (2 – 3 bulan sekali)
b.
Dianjurkan tidak melakukan
pemangkasan pada saat musim kemarau kecuali jika tersedia air tanah yang cukup
atau ada pengairan
c.
Pemangkasan berat hanya dilakukan
jika terpaksa, misalnya karena tanaman tersebut tidak pernah dipangkas dalam
waktu yang cukup lama atau karena cabang-cabangnya rusak karena serangan hama
dan penyakit atau rusak karena penyebab lainnya.
d.
Hindari melakukan pemangkasan
berat pada saat tanaman berbunga atau berbuah pentil lebat. Oleh sebab itu
pemangkasan dilaksanakan minimalkan 1 bulan sebelum masa puncak pembungaan
e.
Sebelum pemangkasan kakao, pohon
pelindung perlu diperhatian jika perlu dipangkas maka pohon pelindung dipangkas
terlebih dahulu kira-kira 1 - 2 bulan sebelum pemangkasan kakao. Kalau perlu
penjarangn maka dilakukan penjarangan. Perlu ada jarak antara tajuk tertinggi
dari tanaman kakao dengan tajuk terendah dari pelindung.
f.
Hindari terbukanya tajuk tanaman karena
hal tersebut dapat menyebabkan matinya sel-sel jaringan pada jorget yang
selanjutnya dapat menyebabkan terbelahnya jorget sehingga rawan terinfeksi
jamur patogen.
g.
Pembuangan tunas air tidak hanya
dilakukan bersamaan dengan saat pemangkasan produksi, tetapi merupakan
pekerjaan pemeliharaan rutin sejak dari tanaman muda.
h.
Tanaman yang terpangkas baik,
secara umum di lapangan ditandai dengan jatuhnya bunga-bunga cahaya secara
merata di bawah tajuk tanaman kakao. Tinggi tanaman berkisar 3 – 4 m bagi tanaman
yang telah berumur 7 tahun keatas.
6.2.
Kriteria pemangkasan
Kriteria pemangkasan yang benar dapat dilihat dari
beberapa indikator sbb :
-
Pada siang
hari di lantai kebun terdapat bercak-bercak cahaya matahari, tetapi gulma tidak
tumbuh lebat. Proporsi cahaya langsung yang sampai di lantai kebun maksimum
sekitar 25% dari luas areal.
-
Suasana di dalam kebun tidak
terlalu terang atau terlalu gelap
-
Pertumbuhan diameter batang kakao sama antara yang ditanam di bagian
tengah dan di pinggir kebun.
-
Bunga dan buah tumbuh merata di
batang pokok dan cabang-cabangnya, serta tanaman yang berbuah merata di semua
penjuru kebun.
7.
Pemangkasan Bentuk pada Tanaman yang Berasal dari Tunas Plagiotrop.
Tanaman kakao yang berasal dari bahan tanam plagiotrop akhir-akhir ini
banyak ditemukan pada tanaman klonal, baik kakao mulia maupun lindak.
Klonalisasi tesebut lazimnya dilakukan di pembibitan, menggunakan entres cabang
plagiotrop.
Tanaman kakao asal cabang plagiotrop menghasilkan tajuk
yang pendek, cepat berbuah, dan hasilnya maksimal. Habitus (sosok) yang pendek
tersebut menjadi salah satu tujuan pokok dalam budidaya kakao karena
mempermudah pemanenan serta pengendalian
hama dan penyakit. Habitus yang pendek ini disebabkan sifat pertumbuhan cabang
plagiotrop cenderung mengarah ke samping dan tumbuh dari permukaan tanah.
Pemangkasan yang tepat diperlukan agar diperoleh
pertumbuhan yang tegak, iklim mikro yang optimal, produksi yang tinggi
B. PEMUPUKAN
Pengertian
Pupuk
Pupuk
adalah setiap material baik organik maupun anorganik alami atau sintetis yang
memberikan satu atau lebih unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman
Tujuan
Pemupukan
Tujuan
dari pemupukan adalah sbb :
1.
Untuk menambah unsur hara yang
terdapat di tanah sehingga tersedia
makanan yang cukup untuk tanaman berproduksi secara maksimal
2.
Untuk menggantikan unsur hara
(makanan) yang hilang dari tanah karena
terangkut panen, tercuci dll.
Jenis -
Jenis Unsur Hara
Unsur hara tanaman ialah : Unsur hara makro
primer (N, P, K), Unsur hara makro sekunder (Ca, Mg, S), dan Unsur hara mikro
(Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo)
Manfaat dan Gejala Kekurangan Unsur Hara :
JENIS UNSUR
HARA
|
MANFAAT
|
GEJALA KEKURANGAN
|
Nitrogen (N)
|
Memacu
pertumbuhan, terutama fase Vegetatif.
Berperan dalam
pembentukan klorofil, asam amino, enzim dll.
|
Warna daun hijau
pucat atau kuning.
Ukuran daun lebih
kecil.
Ujung daun tua
seperti terbakar.
|
Fosfor (P)
|
Merangsang
pertumbuhan dan perkembangan akar.
Mempercepat
pembungaan dan pembuahan tanaman
Mempercepat
pemasakan biji dan buah.
|
Tanaman kerdil,
Daun bagian bawah cepat gugur, biasanya daun berwarna perunggu.
|
Potasium (K)
|
Membantu
pengangkutan gula dari daun ke buah.
Memperkuat
jaringan tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
|
Gejala terdapat
lebih banyak pada daun tua. Warna kuning pucat terbentuk di antara tulang daun dekat tepi
daun.
Biasanya terjadi
pada tanah masam (pH rendah)
|
Kalsium (Ca)
|
Mengaktifkan
pembentukan bulu-bulu akar serta menguatkan batang, membantu keberhasilan
penyerbukan.
|
Gejala lebih
banyak pada daun tua` daun lebih awal mengalami keguguran
|
Magnesium (Mg)
|
Membantu
pembentukan klorofil, lemak dan gula. Berperan dalam transportasi fosfat pada
tanaman
|
Daun tua
berwarna hijau pucat lalu menguning
dan bercak kakao akhirnya rontok.
|
Sulfur (S)
|
Membantu
pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.
Membantu
pembentukan asam amino dan protein.
|
Pertumbuhan
tanaman lambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus. Daun berwarna pucat
tulang daun hijau pucat.
|
Besi (Fe)
|
Berperan dalam
proses fisiologi tanaman, seperti pernapasan pembentukan klorofil dan
fotosintesa.
|
Daun mudah
berwarna kuning, biasanya terjadi pada tanah beraerasi jelek, kekurangan
bahan organik
Tanaman perlahan
mati.
|
Mangan (Mn)
|
Membantu proses
fotosintesa dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.
|
Daun mudah warna
hijau pucat di antara tulang daun. Pertumbuhan tanaman kerdil dan pembentukan
biji tidak sempurna.
|
Zink (Zn)
|
Membantu dalam
pembentukan auksin, klorofil dan karbohidrat
|
Daun muda
berwarna kuning pucat
Perkembangan akar
tidak sempurna sehingga pendek dan tidak subur.
|
Boron (Bo)
|
Membawa
karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Merangsang
tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan.
|
Pada daun muda
helaian daun sempit dan tembus cahaya, klorosis yang mencolok di antara
tulang daun. Pertumbuhan batang lambat.
|
Cuprum (Cu)
|
Membantu
pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman
|
Daun muda
mengalami pengurangan ukuran, ujung daun pertumbuhannya tertekan. Pertumbuhan
dan kesuburan tanaman terhambat secara keseluruhan.
|
Molebdenum(Mo)
|
Berperan sebagai
pengikat nitrogen bebas di udara untuk pembentukan protein.
|
Daun berubah
warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Bintik kuning pada helaian
daun dan akhirnya mati.
|
Aplikasi
Pupuk Lewat Akar (Tanah) atau Daun
Unsur hara digunakan tergantung besarnya
kebutuhan tanaman
UNSUR HARA
|
SYMBOL
|
KEBUTUHAN
|
APLIKASI
|
|
TANAH
|
DAUN
|
|||
NITROGEN
|
N
|
Besar
|
Harus
|
Tambahan
|
FOSFOR
|
P
|
Besar
|
Harus
|
Tambahan
|
POTASIUM
|
K
|
Besar
|
Harus
|
Tambahan
|
KALSIUM
|
Ca
|
Besar
|
Harus
|
Tambahan
|
MAGNESIUM
|
Mg
|
Sedang
|
Boleh
|
Boleh
|
SULFUR
|
S
|
Sedang
|
Boleh
|
Boleh
|
BESI
|
Fe
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
MANGAN
|
Mn
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
ZINK
|
Zn
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
BORON
|
B
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
CUPRUM
|
Cu
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
MOLEBDENUM
|
Mo
|
Kecil
|
Boleh
|
Praktis
|
DASAR –DASAR PEMUPUKAN
Dalam melakukan
pemupukan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Tanaman yang akan dipupuk;
Sifat tanaman yang perlu diketahui adalah penggunaan unsur hara
oleh tanaman :
a.
Unsur hara diserap oleh tanaman
digunakan untuk menyusun bagian-bagian
tanaman, seperti : daun, batang, akar, bunga, yang akan menjadi buah.
b.
Jumlah unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman berbeda berdasarkan : umur tanaman dan jenis klon.
c.
Kebutuhan tanaman akan pupuk
ditentukan pula bagian tanaman yang
dipanen, misalnya :
-
Bila daun tanaman yang dipanen,
maka dibutuhkan unsur Nitrogen (N)
yang besar.
-
Bila bagian tanaman yang dipanen
adalah biji, maka dibutuhkan unsur Phosfor (P) lebih banyak untuk
pembentukan bunga yang akan menjadi buah untuk menghasilkan biji.
-
Bila tanaman yang menghasilkan
biji yang bertepung diperlukan unsur Kalium (K) yang agak banyak.
2. Jenis tanah yang akan
dipupuk;
-
Kandungan tanah akan unsur hara
berbeda, sehingga kebutuhan pupuknya juga berbeda.
-
pH tanah juga mempengaruhi jenis pupuk yang akan diberikan.
Jangan memberi pupuk masam pada tanah pH rendah
-
Tanah yang dapat memfiksasi
(mengikat) unsur-unsur yang ditambahkan apabila pH rendah, maka perlu
pengapuran untuk mengurangi daya fiksasi unsur Al terhadap unsur P.
Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh
tanaman. Umumnya, unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah
netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam
air.
Hubungan antara pH
dan ketersediaan unsur hara. Bagian yang melebar menunjukkan unsur haranya
semakin besar.
Bagian yang melebar pada jalur setiap unsur hara menunjukkan
ketersediaan unsur hara yang semakin besar. Bagian yang menyempit menunjukkan
ketersediaan unsur hara yang semakin kecil. Seperti terlihat pada gambar di
atas, unsur-unsur hara makro seperti N, P, K, Mg, Ca dan S lebih banyak
tersedia di dalam larutan tanah ber-pH 6 – 7,5.
Pada pH lebih rendah atau lebih tinggi ketersediaan unsur-unsur makro
tersebut cenderung menurun. Sementara itu, jumlah unsur mikro yang tersedia
pada pH netral cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pada pH rendah atau
tinggi, tetapi jumlah tersebut telah mencukupi kebutuhan tanaman.
3. Jenis pupuk yang digunakan :
Tiap jenis pupuk mempunyai unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan,
kecepatan bekerja yang berbeda, sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan
berbeda untuk setiap jenis tanah dan tingkatan umur tanaman.
Pupuk digolongkan menjadi dua yaitu Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik.
-
Pupuk organik : adalah pupuk yang
terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan
(dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Misalnya : Pupuk kandang, kompos
-
Pupuk anorganik (pupuk buatan)
adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan
kimia sehingga memiliki persentase kandungan unsur hara yang tinggi. Misalnya :
Urea, SP36, NPK.
Menurut banyaknya unsur hara yang dikandungnya, maka pupuk dibagi:
-
Pupuk tunggal : yaitu pupuk yang
hanya mengandung satu macam unsur hara (biasanya berupa unsur hara makro
primer)
Misalnya : Urea hanya mengandung unsur N.
-
Pupuk majemuk : yaitu pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara.
Misalnya : NPK, mengandung nitrogen, fosfor, Kalium.
Menurut cara aplikasinya pupuk buatan dibagi :
-
Pupuk Akar : yaitu pupuk yang
diserap oleh tanaman melalui akar dengan cara penebaran atau dibenamkan di
tanah. Misalnya : Urea, NPK, dll.
-
Pupuk Daun : adalah pupuk yang
diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Misalnya : Gandasil B, Provit
hijau, dll.
4. Jumlah pupuk yang diberikan :
Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan :
-
Kebutuhan tanaman akan unsur hara,
-
Kandungan unsur hara yang ada
dalam tanah,
-
Kandungan unsur hara yang terdapat
dalam pupuk,
DOSIS
UMUM PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO
Umur
|
Satuan
|
N
|
P2O5
|
K2O
|
MgO
|
Bibit
|
Gr/pohon
|
2
|
2
|
2
|
1
|
0 –
1 thn
|
Gr/ph/thn
|
10
|
10
|
10
|
5
|
1 –
2 thn
|
Gr/ph/thn
|
20
|
20
|
20
|
10
|
2 –
3 thn
|
Gr/ph/thn
|
40
|
40
|
40
|
15
|
3 –
4 thn
|
Gr/ph/thn
|
80
|
80
|
80
|
20
|
>
4 thn
|
Gr/ph/thn
|
100
|
80
|
100
|
30
|
Untuk melakukan pemupukan dengan 100 gr N, 80 gr P2O5 dan 100 gr K2O
perpohon, tetapi pupuk yang tersedia di pasaran adalah Urea (46% N), SP36 (36%
P2O5) dan KCl (60% K2O).
Jadi berat setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi rekomendasi
tersebut adalah :
-
Urea yang diperlukan : 100/46 x 100 gr = 217
gr
-
SP36 yang diperlukan : 100/36 x
80 gr = 222 gr
-
KCl yang diperlukan : 100/60 x 100 gr = 166 gr
5. Waktu pemupukan :
Umumnya pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu awal musim hujan dan
akhir musim hujan.
-
Pupuk yang bekerjanya cepat
diberikan setelah tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dalam 2
atau 3 kali pemupukan, karena mudah tercuci. Misalnya : Urea, ZA, dll.
-
Pupuk yang bekerjanya lambat
diberikan sebelum penanaman dan sekaligus. Untuk tanaman tahunan diberikan
setiap akan mulai kegiatan maksimum tanaman. Misalnya : TSP, SP36, dll.
6. Cara penempatan pupuk;
Pentingnya penempatan pupuk agar :
-
Dapat diambil akar tanaman lebih
efisien.
-
Tidak merusak biji yang ditanam
atau akar tanaman.
Cara penempatan pupuk :
-
Ditabur di sekeliling tanaman
dengan jarak 75-100 cm.
-
Dengan cara piringan yaitu
dibenamkan di sekeliling tanaman.
-
Dengan larikan yaitu membenamkan
di antara barisan tanaman.
-
Dengan cara tugal, membuat lubang
tugal di sekeliling pohon, 3 – 5 lubang.
-
Disemprotkan lewat daun (umumnya
unsur mikro).
Sekadar melakukan
Pemupukan tidaklah cukup, bahkan tidak
sedikit orang kecewa karena :
ø Tanamannya kurus, meski sudah diberi berbagai macam pupuk;
ø Tanamannya tumbuh subur, tapi tak kunjung berbuah;
ø Tanamannya berbuah, tapi tidak tahan sampai panen;
ø Bahkan tak jarang ada tanaman yang mati setelah dipupuk.
Intinya Pemupukan
sia-sia jika tidak melalui prosedur yang benar.
C.
PANEN
Dalam budidaya kakao diperlukan suatu manajemen dan
teknologi yang tepat dalam
menunjang produksi kakao baik
kualitas maupun kuantitasnya.
Tujuan dilakukan Panen
Teratur :
- Memutus siklus hidup hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada fase larva dan telur
- Dapat menurunkan intensitas serangan Tikus
- Menghindari buah yang terlalu masak, biasanya buah yang terlalu masak akan berkecambah.
- Cepat mendapatkan hasil
Dengan
dilakukannya panen teratur yang terprogram 10-14 hari/bulan (banyak atau
sedikitnya buah) maka kita mendapatkan kualitas biji kakao yang baik.
Waktu panen
Penentuan waktu
tersebut sangat penting, mengingat betapa pentingnya buah yang dipanen harus
masak sempurna, untuk menghindari kerugian-kerugian yang berakibat pada
menurunnya kualitas biji kakao.
Kerugian jika
memetik buah yang tidak masak dan terlalu masak
·
Buah yang belum masak memiliki
kualitas biji yang jelek, berat keringnya rendah, biji keringnya mudah kempes,
kandungan lemaknya belum sempurna.
·
Buah yang terlalu masak, biasanya
biji berkecambah, kandungan lemak mulai
berkurang, berat kering rendah.
Panen Sering,
Serentak dan Teratur
Hal yang paling penting dalam
metode Praktek Berkebun yang Baik (PBB) adalah panen sering. Dengan memanen buah yang masak seminggu atau maksimal dua minggu sekali secara
serentak dan teratur, akan memutuskan siklus hidup PBK pada tahap larva. Dengan
memanen pada masa tersebut larva di dalam buah akan ikut terbawa dan
selanjutnya kulit buah yang dipanen dikumpul dan ditutup dengan plastik atau
membenamkannya ke dalam tanah.
Keuntungan lain dari panen
sering selain mengurangi tingkat kerusakan buah yang diakibatkan oleh hama PBK,
juga tanaman akan memiliki zat makanan yang cukup, sehingga tanaman dapat
berkembang dengan baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah yang baru.
Buah yang rusak akibat serangan hama
dan penyakit harus dihilangkan dari pohon pada setiap panen dan ditutup plastik
bersama kulit buah panen.
Ciri –ciri buah yang
layak dipanen
Buah yang layak panen apabila buah tersebut telah
berumur kurang lebih 6 bulan dengan
ciri-ciri tingkat kematangan buah dapat dilihat dari perubahan warna buah,
yaitu jika alur buah sudah berwarna kuning, maka tingkat kematangannya adalah
C, sedangkan jika alur dan punggung buah berubah kuning, tingkatannya B. Jika
seluruh permukaan buah sudah berwarna kuning atau kuning tua, maka tingkat
kematangannya adalah A dan A+. Pada umumnya petani sudah memanen buah kakao
jika tingkat kematangannya sekurang-kurangnya sudah B.
Pemetikan buah pada umumnya dilakukan di pagi hari.
Buah-buah tersebut kemudian dikumpulkan di suatu tempat menunggu untuk
dipecahkan.
Ciri-ciri buah
yang sudah layak untuk panen :
1. Warna
Warna buah
kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yneg ketika muda berwarna hijau atau
hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning, sementara itu buah yang
ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (orange).
2. Waktu
Buah akan
masak setelah berumur 6 bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang
10-30 cm, tergantung pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama
perkembangan buah.
Peralatan yang diperlukan
dalam memetik buah :
- Penjolok
- Parang
- Ember
- Karung
- Lori-lori
Cara
memanen buah kakao
Memanen buah yang
telah masak dengan cara memotong pada bagian pangkal buah dengan menggunakan
penjolok/parang tanpa merusak bantalan buah dan
kulit pada batang.
Alat yang digunakan untuk panen harus tajam, untuk
menghindari rusaknya pangkal buah ataupun bantalan buah.
D. SANITASI
Pengertian sanitasi pada tanaman
kakao bukan saja ditujukan pada pengendalian gulma akan tetapi dit
ujukan pada
bagian tanaman yang dikhawatirkan dapat mengganggu atau dikhawatirkan menjadi
sumber infeksi bibit penyakit, misalnya : cabang-cabang, ranting-ranting dan
daun dari hasil pemangkasan, kulit buah, buah-buah bekas serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan lain-lain.
Pengendalian
gulma pada tanaman kakao biasanya hanya menjadi masalah apabila tanaman masih
muda. Bila tanaman telah dewasa, dan tajuknya sudak saling bertemu biasanya
gulma tak menjadi masalah lagi. Tanaman kakao tidak memerlukan penyiangan
bersih dari gulma. Penyiangan bersih hanya dilakukan pada piringan tanaman
dengan diameter + 1,00 m saja, sedangkan diluar piringan cukup mengatur
ketinggian gulma tidak lebih dari 10 cm.
Khusus bahan pangkasan berupa cabang, ranting dan daun agar tidak
mengganggu kegiatan di kebun sebaiknya dicincang kemudian diatur secara larikan
diantara tanaman. Lebih baik lagi jika dibuatkan rorak, sehingga bekas
pangkasan dimasukan ke dalam rorak.
Khusus kulit buah bekas panen dibuatkan lubang dengan ukuran 1 m x 1 m x
1 m. Kulit buah dimasukan kedalam lubang kemudian ditutup dengan tanah setebal
3–5 cm atau kulit dikumpul lalu ditutup dengan plastik sanitasi untuk mencegah
penyebaran Penggerek Buah Kakao (PBK). Sedangkan buah/kulit buah bekas serangan
Phytopthora sp. sebaiknya dikumpulkan
disebuah lubang kemudian dibakar, demikian pula dengan ranting dan daun bekas
serangan penyakit VSD. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit
busuk buah dan penyakit VSD.
0 Komentar