Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Menanam Hari Ini, Menjaga Masa Depan – Sebuah Gerakan Bersama untuk Bumi


Ende,Mbobhenga, Tananua Flores| Sabtu, 5 Juli 2025, menjadi momentum penting dan penuh harapan bagi Universitas Flores (Uniflor) yang sedang menyongsong usianya yang ke-50. Di tengah semangat perayaan emas itu, Uniflor tidak hanya merayakan dengan seremoni, tetapi dengan aksi nyata yang bermakna: Gerakan Bersama Menanam Pohon di Desa Mbobhenga, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.

Gerakan ini bukan sekadar kegiatan simbolik. Ia adalah wujud nyata dari pengabdian kepada masyarakat, sebagaimana ditegaskan oleh Wakil Rektor Uniflor, Dr. Reyna Firjinia Nona, SE., MMA. Dalam pernyataannya, Dr. Reyna menekankan bahwa kampus memiliki tanggung jawab ekologis dan sosial, dan salah satu cara paling sederhana namun berdampak besar adalah dengan menanam pohon. “Dengan menanam pohon, kita menyelamatkan lingkungan, dan memelihara kehidupan untuk generasi masa depan,” ujarnya.

Lebih dari itu, gerakan ini merupakan cermin kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil. Pilihan lokasi di Desa Mbobhenga bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi membangun koneksi erat antara kampus dan komunitas. Dalam hal ini, Yayasan Tananua Flores menjadi mitra strategis dalam menjembatani dan mendampingi proses kolaborasi yang partisipatif dan berkelanjutan.
Penting dicatat bahwa gerakan menanam pohon bukan sekadar aktivitas satu hari. Rektorat Uniflor menegaskan komitmen untuk melakukan pemantauan dan monitoring jangka panjang terhadap pertumbuhan pohon-pohon yang telah ditanam. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral agar aksi ini tidak hanya menjadi “perayaan sesaat”, tetapi bagian dari gerak panjang pelestarian lingkungan.

Sementara itu  Benyamin Gosa, salah satu aktivis lingkungan dari Yayasan Tananua Flores , mengingatkan pentingnya pertobatan ekologis. Sebuah seruan reflektif yang menggugah nurani kita semua: bahwa kerusakan lingkungan yang kita alami adalah hasil dari keserakahan dan ketidakpedulian manusia. Maka, menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis, tetapi juga tindakan spiritual dan etis, bentuk pertobatan kita terhadap bumi.
Lebih lanjut, Benyamin Gosa juga menekankan pentingnya masyarakat desa memiliki dan merawat hutan keluarga.

“Kita harus kembali pada nilai-nilai lokal yang menghormati alam. Dengan membangun hutan keluarga, masyarakat punya ruang hidup yang berkelanjutan, sumber air, sumber pangan, dan tempat belajar bagi anak-anak tentang arti menjaga alam.”

Sementara itu, Kepala Desa Mbobhenga, Bruno Goa, menyampaikan pernyataan yang menggugah dan sarat makna:

“Menanam pohon hari ini bukan untuk dinikmati kita sendiri, tapi untuk masa depan anak dan cucu kita. Bukan hanya anak-anak Desa Mbobhenga, tetapi juga semua masyarakat di luar desa ini.”

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah desa berkomitmen kuat untuk mendukung gerakan ini. Empat jenis pohon yang ditanam akan dibagikan kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya membentuk hutan keluarga di setiap rumah. Ini menjadi langkah konkret membumikan gerakan menanam pohon ke tingkat rumah tangga, sebagai warisan hidup bagi generasi mendatang.

Menuju Kampus Berdampak
Gerakan menanam pohon ini merepresentasikan paradigma baru perguruan tinggi: dari menara gading menuju kampus berdampak. Tidak lagi hanya menghasilkan ilmu dan lulusan, tetapi juga mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan nyata masyarakat, termasuk persoalan lingkungan hidup.

Universitas Flores telah memberi teladan. Dalam semangat ulang tahun emasnya, ia tidak hanya bersyukur atas masa lalu, tetapi menabur harapan untuk masa depan. Pohon-pohon yang ditanam hari ini akan menjadi saksi hidup atas tanggung jawab yang telah dimulai—sebuah tanggung jawab untuk menjaga bumi, memelihara kehidupan, dan menyelamatkan generasi mendatang.

Mari kita dukung gerakan ini, dan kita lanjutkan di mana pun kita berada. Karena menjaga bumi adalah tugas kita semua.

Oleh :Jhuan Mari

Posting Komentar

0 Komentar