Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Peluang usaha dengan daur Ulang Sampah Plastik


Ende, Tananua Flores| Pemerintah Desa persiapan Maurongga Gandeng Tananua dan Acil Ende selenggarakan Pelatihan pengolahan Sampah Plastik yang bernilai Ekonomis.

Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 2 hari yang dimulai dari Maurongga di hari pertama dan sekretariat ACIL Ende di hari kedua. Peserta yang terlibat di kegiatan itu terdiri dari kelompok dasawisma Maurongga dan kelompok perikanan di lingkungan Arubara,kelurahan Tetandara ende.(23/8)


Persoalan Sampah saat ini menjadi permasalahan yang harus menjadi fokus untuk diperhatikan semua orang. Dan Kabupaten Ende persoalan sampah sudah menjadi masalah setiap tahun yang terus menerus dibicarakan. 


Umar Hamdan Pimpinan ACIL Ende dalam kegiatan pelatihan itu mengatakan  bahwa Sampah plastik yang  dihasilkan dari rumah tangga berkisar 110 ton Per Hari itu terdiri dari sampah anorganik (sampah plastik).


"Kami Secara lembaga mendorong semua stakeholder bahwa masalah Sampah bukan masalah perorangan melainkan masalah bersama,  saat ini Sampah Plastik bukan lagi masalah lokal tetapi sudah menjadi isu Dunia"ujar Hamdan ketua ACIL Ende. 


Kegiatan yang digelar oleh Tananua dan pemerintah desa ini agar kelompok dasawisma bisa memanfaatkan sampah plastik menjadi peluang usaha baru dalam peningkatan ekonomi rumah tangga.


" Saat ini masalah Sampah harus menjadi masalah kita bersama, dan untuk meminimalisir juga kita sendiri,apalagi dengan mengolah sampah sekarang juga bisa mempunyai pendapatan", katanya


Selain itu dia juga menjelaskan bahwa ACIL sendiri sudah mulai bergerak dengan melakukan pengolahan Sampah Plastik sejak tahun 2013.


Sedikit melihat kembali ke belakang Kantong plastik pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan asal Swedia, Sten Gustaf Thulin pada 1959 oleh. Awalnya, kemunculan kantong plastik bertujuan sebagai media pengganti kantong kertas yang proses produksinya dianggap mengancam keberlanjutan alam. 

Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini kenyamanan dan kepraktisan membuat kantong plastik menjadi sampah yang menumpuk. Orang-orang sering memakai kantong plastik sekali lalu membuangnya, tidak lagi menggunakan kantong plastik berulang kali.


Perjalanan dalam pemanfaatan barang plastik semakin tinggi disaat Perang Dunia II berkecamuk, industri plastik sintetis sedang dalam titik puncak produksi karena adanya tuntutan untuk melestarikan sumber daya alam. Dengan demikian, produksi alternatif sintetis menjadi prioritas.


Sekarang ini Plastik sudah tidak lagi menjadi solusi tetapi sudah sebuah masalah, optimisme terhadap kantong plastik dinilai berlebihan. Kantong plastik dan produk yang berkemasan plastik tak lagi dipandang positif dan solutif, terutama setelah puing-puing plastik menjadi lautan sampah.


Nah, dengan gambaran itu maka menjadi tujuan dari kegiatan tersebut adalah mendorong masyarakat desa persiapan Maurongga agar bisa memanfaatkan sampah plastik sebagai peluang baru untuk sumber pendapatan ekonomi.

Sehingga plastik sampah yang dianggap sebuah masalah tetapi dengan mengolah kembali bisa mendapatkan pendapatan.


Menurutnya ACIL Ende bahwa banyak orang merasa Sampah Plastik yang kotor dan  terbuang itu sudah tidak dimanfaatkan lagi namun saat ini sampah plastik yang dibuang sudah punya nilai ekonomis.


" Ya saat inikan sampah yang kotor tentu semua orang merasa tidak mempunyai nilai, tetapi kami sudah membuktikan sampah plastik yang kotor dan terbuang juga memiliki nilai ekonomis", Ungkap Hamdan.


Lanjut dia bahwa jika semua orang membuang sampah plastik tidak pada tempatnya maka sampah tersebut akan membawa penyakit baru yang saat ini banyak dialami masyarakat.


Kegiatan pelatihan pilah pilih sampah untuk kelestarian tersebut diawali dengan cleaning up(pemilihan sampah) yang di pimpin oleh sekertaris desa persiapan Maurongga. 


Kepala Desa Maurongga yang diwakili oleh sekertaris Desa Muhamad Nuhu mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada ACIL Ende dan Tananua Flores yang telah memberikan perhatian khusus kepada warga desa persiapan Maurongga.


Katanya ACIL telah memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat jika mau konsentrasi menangani masalah Sampah, jujur di wilayah kecamatan Nangapanda tidak ada yang mulai usaha dengan barang -barang kotor.


Dalam gerakan menjaga lingkungan hidup dan kelestarian lingkungan ACIL Ende telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Ende, lembaga pendidikan dan juga lembaga kesehatan untuk menangani masalah Sampah. Namun, hal itu masih belum banyak memberikan dampak yang positif. Masih sebagai besar yang belum merasa bahwa sampah bukan menjadi sebuah masalah.


Sampah tidak lagi menjadi masalah baru melainkan masalah yang harus di tangani secara bersama dan itu semua harus mulai dari Rumah.


Kata pimpinan ACIL Ende bahwa Bahaya membuang sampah sembarangan tempat khusus sampah plastik akan mendatangkan penyakit yang sadar tidak sadar selama ini dialami oleh masyarakat dan kita semua. 


Selain itu, Sampah mengancam kelestarian lingkungan Laut akan tercemar, banjir, ekosistem laut jadi rusak dan muncul penyakit baru.


"Bahaya sekali kalau kita membuang sampah tidak pada tempatnya, karena itu bisa menimbulkan dampak pada kesehatan dan juga akan merusak ekosistem yang ada di laut", katanya.


Lebih jauh lembaga yang menangani masalah Sampah di Ende menjelaskan bahwa sampah plastik akan hilang dan hancur 500san tahun dan itu memakan waktu cukup lama. Ada Jenis sampah sterofon yang terbuat dari gabus  bisa hancur 1000an tahun," Kata mereka.


Sementara itu Heribertus Se manager program Yayasan Tananua Flores menuturkan bahwa Tananua Flores secara lembaga konsen terhadap masalah Sampah. Dorongan Tananua adalah konservasi dan kelestarian lingkungan hidup baik area laut maupun darat. 


Pria yang keseharian bergelut dengan masyarakat desa itu mengatakan pihak lembaga yayasan Tananua akan terus mendorong dan mendampingi masyarakat untuk terus menjaga lingkungan. 


Persoalan sampah plastik agar pelan-pelan berkurang harus mulai dari diri rumah tangga kita masing -masing sebab pemahaman terkait penanganan sampah harus di bangun dari keluarga.


Sudah 3 tahun Maurongga menyandang status sebagai desa persiapan. Masyarakat maaurongga terus disuguhi dengan janji-janji manis yang sampai saat ini tidak tau rimbanya. 


Banyak pejabat yang berdatangan ke Maurongga untuk memberikan perhatian kepada masyarakat Maurongga untuk terus semangat membangun desa, tetapi sampai saat ini desa Maurongga belum juga didefinisikan.


Bupati Ende juga mengatakan dalam kegiatan pembukaan Lokasi penutupan sementara rumah gurita di Maurongga. Kedepannya Maurongga akan menjadi desa wisata yang akan dikembangkan dengan kuliner gurita.


Semuanya itu hanya pernyataan puitis untuk mberikan mimpi kepada masyarakat Maurongga yang fakta sampai saat ini belum dibuktikan satupun.




Posting Komentar

0 Komentar