Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Kelompok Sa Ate Mautenda Barat Panen Padi Organik Pertama: Bukti Nyata Pertanian Berkelanjutan di Ende


Mautenda Barat, 21 Oktober 2025 — Kelompok Tani Sa Ate Desa Mautenda Barat, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, sukses melaksanakan panen pertama padi sawah dalam rangka Kajian Akademik Penerapan Pupuk Organik. Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah Wewaria.

Panen pertama yang berlangsung di Kampung Ndetu Boti ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, H. Ibrahim Hadir Dean, Camat Wewaria Fidelis Bela, S.Sos., perwakilan Universitas Flores, Pastor Kuasi Tanali, Yayasan Tananua Flores, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), tokoh adat, serta pemerintah desa.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian menyampaikan apresiasi terhadap semangat petani dan seluruh pihak yang terlibat dalam kajian ini. Ia menilai bahwa proses kajian partisipatif seperti ini menjadi langkah konkret menuju pertanian yang lebih sehat dan mandiri.

 “Saya sangat tertarik dengan proses kajian ini. Ini adalah contoh nyata kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah dalam mengembangkan pupuk organik. Saya berharap Desa Mautenda Barat dapat memiliki produk unggulan berupa padi organik bersertifikat,” ujar H. Ibrahim Hadir Dean.

Beliau menegaskan bahwa menjadi pertanian organik memerlukan waktu dan konsistensi dalam menghindari penggunaan pupuk kimia. Pemerintah Kabupaten Ende, katanya, akan terus mendukung upaya masyarakat menuju pertanian berkelanjutan.

 “Dengan menerapkan pupuk organik, kita tidak hanya menjaga kesuburan tanah, tetapi juga melestarikan alam dan menjamin kesehatan manusia di masa depan,” tambahnya.

Sementara itu, Camat Wewaria Fidelis Bela, S.Sos. menyampaikan apresiasi atas kunjungan Kepala Dinas Pertanian serta pendampingan dari Yayasan Tananua Flores dan Universitas Flores. Menurutnya, Mautenda Barat memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan.

 “Ini merupakan titik balik bagi Wewaria. Kita dikenal sebagai wilayah pertanian, dan sudah saatnya potensi ini dikelola dengan baik. Kami berharap kegiatan pendampingan tidak hanya di satu desa, tetapi juga menjangkau desa lain dan berbagai komoditas sesuai potensi lokal,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Yayasan Tananua Flores, Bernadus Sambut, menjelaskan bahwa kegiatan kajian partisipatif ini merupakan hasil kerja bersama antara masyarakat, lembaga akademik, dan PPL untuk mendorong petani beralih ke pertanian organik.

 “Kajian ini bertujuan agar petani mampu mengembangkan pertanian organik yang menjaga keseimbangan alam dan kesehatan manusia. Kami mengapresiasi keberanian kelompok Sa Ate yang telah memulai langkah nyata ini,” ujarnya.

Bernadus menambahkan, masyarakat di Mautenda Barat, khususnya di Kampung Ndetu Boti, pada dasarnya sudah jarang menggunakan pupuk kimia karena menyadari dampak negatifnya terhadap kesuburan tanah.

Panen perdana ini menjadi bukti nyata bahwa penerapan pupuk organik tidak hanya memungkinkan hasil yang baik, tetapi juga mengembalikan fungsi alami tanah. Melalui dukungan pemerintah, lembaga akademik, dan pendampingan Yayasan Tananua Flores, Desa Mautenda Barat kini bersiap menjadi contoh praktik pertanian organik di Kabupaten Ende.

Dengan semangat Sa Ate — yang berarti Satu Hati — masyarakat Mautenda Barat membuktikan bahwa perubahan menuju pertanian berkelanjutan dapat terwujud melalui kebersamaan dan komitmen menjaga alam untuk generasi mendatang.***Jhuan M

Posting Komentar

0 Komentar