Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Pemuda dari 10 Desa Dampingan Tananua Gelar Kemping Bersama


Ende, Malawaru – Gelar kegiatan pembelajaran bersama dan kemping kaum muda dari keterwakilan 10 desa dampingan Tananu merupakan momen untuk merefleksikan situasi kaum muda dalam mendorong perubahan di desa. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Malawaru yang dimulai dari 8-10 Desember 2025. 
Diselenggarakan kegiatan ini bukan sekadar pertemuan informal, tetapi menjadi ruang belajar strategis untuk memperkuat kapasitas generasi muda dalam pembangunan desa. Melalui diskusi, berbagi pengalaman, dan kunjungan lapangan, para peserta diajak untuk melihat kembali peran penting pemuda sebagai penggerak perubahan.

Ketua Karang Taruna Desa Malawaru Didakus Beka menegaskan bahwa kolaborasi antar pengurus dan anggota merupakan kunci untuk menghidupkan dinamika organisasi kepemudaan di desa masing-masing. Ia menilai kegiatan ini dapat menjadi wadah saling belajar sekaligus sarana memperkuat solidaritas antar desa.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang untuk saling berbagi pengalaman baik dalam kerja kelompok di desa. Ada banyak hal positif yang bisa dibawa pulang dan diterapkan di desa masing-masing,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Tananua Flores yang telah menjadi mitra aktif dalam pemberdayaan masyarakat.

 “Terima kasih kepada Tananua yang terus bekerja sama dengan kami dan mendampingi kami,Ke depan hubungan ini harus terus diperkuat,” tambahnya.

Pesan ini menegaskan bahwa keterlibatan lembaga pendamping sangat penting dalam membangun kapasitas organisasi pemuda sehingga mampu menjalankan perannya secara konsisten.
Sementara itu, Manager Yayasan Tananua Flores, Heribertus Se., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kesepakatan dalam proses perencanaan desa Malawaru. Ia menekankan pentingnya memberikan ruang belajar yang relevan bagi pemuda.

 “Pemuda Malawaru telah mengambil bagian penting dalam pembangunan desa. Kegiatan kemping ini adalah yang pertama dilakukan, sekaligus ruang belajar seperti ‘sekolah lapangan’. Kita tidak hanya belajar di ruang kelas, tapi langsung di kebun dan kampung,” ungkapnya.

Menurutnya, banyak pemuda saat ini berada dalam situasi “harap-harap cemas” karena kurang dilibatkan dalam proses pembangunan.

 “Melalui momen ini, kita ingin membuka ruang berbagi pengetahuan, berdiskusi, dan saling menguatkan. Kita juga akan berkunjung ke lapangan untuk mendengar langsung cerita dari kebun,” katanya.

Heri berharap kegiatan ini mendorong pemuda untuk lebih percaya diri, berani mengutarakan ide, serta aktif dalam kegiatan desa.

Selain itu Kepala Desa Malawaru Patrianus Tonda mengapresiasi antusiasme peserta dari berbagai desa. Ia menegaskan bahwa peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan yang masih dihadapi desa.

 “Terima kasih kepada anak muda yang sudah hadir dan terlibat. Mari kita berpartisipasi dan berkolaborasi dalam berbagi pengetahuan agar Karang Taruna semakin aktif,” ujarnya.
Kepala Desa itu menekankan bahwa pembangunan desa memerlukan kritik, masukan, dan inisiatif baru dari para pemuda.

"Hari ini kita belajar bersama agar desa semakin berkembang. Kritik dan saran perlu diperhatikan sebagai bahan membangun desa kita ke arah yang lebih baik,” tambahnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pemerintah desa membuka ruang bagi pemuda untuk ikut menentukan arah kebijakan dan gerak pembangunan.

Saatnya Pemuda Menjadi Poros Penggerak Desa

Kegiatan pembelajaran bersama dan kemping pemuda antar desa di Malawaru menjadi bukti bahwa ruang belajar bagi generasi muda dapat diciptakan melalui kemitraan yang kuat antara organisasi kepemudaan, lembaga pendamping, dan pemerintah desa. Di tengah derasnya arus perubahan, pemuda desa membutuhkan kesempatan untuk berekspresi, berkarya, dan menguji gagasan-gagasan baru.

Inisiatif seperti ini harus terus diperluas, karena pembangunan desa tidak cukup hanya mengandalkan infrastruktur—tetapi membutuhkan sumber daya manusia yang kritis, kreatif, dan berani mengambil peran.

Pemuda bukan hanya objek kegiatan, tetapi aktor penting yang mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi generasi yang membawa desa menuju masa depan yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing.

Kegiatan di Malawaru adalah contoh baik, ketika pemuda diberi ruang, mereka akan mengambil bagian dan menunjukkan bahwa masa depan desa ada di tangan mereka.

Oleh : Jhuan Mari


Posting Komentar

0 Komentar