Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Lumbung Sebagai Sumber Kehidupan Bagi Masyarakat di Desa


Tananua Flores çLumbung pangan merupakan lembaga cadangan pangan di daerah perdesaan, berperan dalam mengatasi kerawanan pangan masyarakat. Lumbung pangan telah ada sejalan dengan budaya padi dan menjadi bagian dari sistem cadangan pangan masyarakat

Lumbung juga di defenisikan  sebagai  sebuah wadah atau tempat yang  digunakan untuk menyimpan berbagai kebutuhan baik pangan maupun barang kebutuhan lain. Lumbung juga didesain berdasarkan kegunaan serta fungsinya masing- masing yang disesuaikan dengan adat dan kebudayaan setempat.

Istilah lumbung dibagikan dalam dua bagian utama yakni lumbung untuk penyimpan pasokan bahan pangan dan lumbung yang terdapat didalam  tanah misalkan  seperti hasil perkebunan  padi, jagung ,umbi, dan kacang-kacangan, serta tanaman komoditi lainnya.  

Berdasarkan dua arti tersebut maka Lumbung mempunyai kesamaan sebagai  sumber penyimpanan pasokan bahan pangan dalam  pemenuhan kebutuhan makanan untuk kehidupan manusia sehari-hari.

Fungsi dan kegunaan lumbung  sebagaimana yang diketahui oleh petani dipedesaan adalah sebagai kekuatan  dalam menopang sumber penghidupan  dan juga  untuk menjaga  stok pangan agar  tidak mengalami  kekurangan bagi para petani.

Lumbung yang muncul saat ini tidak terlapas dari warisan leluhur atau oleh orang Tua terdahulu. Sudah terpikirkan oleh orang tua terdahulu bahwa  demi menjaga serta melestarikan benih-benih lokal maka saat ini generasi penerus bisa memahami dan mempelajarinya.

Baca Juga : Jejak Inspirasi Yang Sempat Lenyap Dalam Rutinitas Pendampingan Masyarakat Pedesaan

Dilihat dari situasi dan Gencarnnya arus Globalisasi Keberadaan lumbung pangan saat ini cenderung menurun karena beberapa sebab,  Pertama, Penerapan revolusi hijau yang mengintroduksikan teknologi padi unggul, dan modernisasi pertanian dinilai tidak sesuai dengan lumbung tradisional masyarakat,

Kedua,  keberadaan Bulog yang berperan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan (gabah) di setiap wilayah pada setiap waktu menyebabkan tidak ada insentif untuk menyimpan gabah,

Ketiga,  globalisasi yang menyebabkan terbangunnya beragam pangan, termasuk pangan olahan sampai ke perdesaan, telah merubah pola konsumsi, dan

Ke empat  kegiatan pembinaan yang tidak konsisten dan cenderung orientasi proyek menyebabkan pembinaan yang dilakukan tidak efektif.

Kelima, Gencarnya Impor pangan dari Luar negeri yang menyebabkan lesuhnya harga pangan di Indonesia dan juga menurunnya ketersimpanan pangan di Lumbung-lumbung Petani.

Keberadaan lumbung pangan saat ini umumnya berada di daerah yang secara tradional telah mengembangkan lumbung pangan di daerah rawan pangan dengan kendala aksesibilitas. Lumbung pangan berperan mengatasi kerawanan pangan masyarakat di daerah rawan pangan kronis, namun belum mampu untuk mengatasi kerawanan pangan transien akibat kondisi tak terduga seperti bencana.

Namun, ada beberapa kendala yang mengakibatkan keberadaan lumbung yang menjadi bagian untuk mengatasi kerawanan sudah mulai perlahan menurun dan bahkan sebagian besar petani yang sudah tidak lagi terurus.

Untuk menjaga  ketersedian pangan bagi masyarakat  perluh adanya upaya- upaya  strategis dari setiap elemen  stake horder  dengan melakukan advokasi dan aksi nyata dalam  melaksanakan kegiatan  pengembangan pangan  lokal  ditingkat Desa.

Kegiatan ini  bertujuan akan bermuara pada pemanfaatan secara  universal sebagai langkah untuk memperbaiki gizi masyarakat  supaya dapat   tereliminasi dari masalah kesenjangan sosial    serta mencegah terjadinya busung lapar,  kurang gizi dan stunting.

 Berkaitan dengan pandangan tersebut maka,  langkah strategi  yang perluh di lakukan adalah intervensi kebijakan  oleh pemerintah Pusat agar secara desentralisasi mencanakan program- Program unggulan dibidang pertanian  bisa di Jalankan.

 

Oleh : Saturnimus A.Ngera

Staf Tananua Flores, Pendamping Lapangan

Posting Komentar

0 Komentar