Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Design created with PosterMyWall

Umpan balik data gurita dan lanjut penutupan ke 3 lokasi tangkap Gurita wilayah Ndori


Ende, Tananua Flores| Respon positif nelayan ketika mengetahui data gurita cukup tinggi di Ndori. Hal itu masyarakat Mengetahui disaat melakukan sesi Umpan balik data gurita kepada masyarakat dan nelayan pencari gurita di wilayah kecamatan Ndori.

Umpan balik data ini sebagai bagian dari proses evaluasi pendataan gurita yang dilaksanakan oleh enumerator dengan metode Sensus dan mendapat respon yang baik dari pemerintah kecamatan dan pemerintah desa wilayah ndori.

Kali ini umpan balik data dilakukan di dusun 3 desa sera ndori pada (14/06). Yang terlibat dalam kegiatan umpan balik data ini yakni anggota nelayan gurita, pemerintah desa, tokoh adat mole, anggota LMMA dan camat Ndori.

Camat Ndori Paul Marsel Frederikus dalam sambutan membuka acara feedback dan penutupan ke 3 lokasi tangkap tersebut mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini perlu ditanggapi peluang bagi pemerintah Desa, sehingga program yang dikembangkan oleh Tananua kedepannya akan menjadi tanggung jawab desa dan dapat dialokasikan melalui dana desa.

Kata Camat Ketika program Tananua kedepan selesai, program yang seperti ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan dana desa, Jadi perlu dipersiapkan, belajar dan diatur secara baik.

" Ketika program Tananua selesai, kita bisa lanjutkan program yang seperti ini dengan menggunakan dana desa, Jadi kita perlu mempersiapkan, belajar dan perlu kita atur secara baik mulai dari sekarang" tegasnya

Dari kegiatan umpan balik data gurita ini masyarakat mengetahui bahwa wilayah kecamatan Ndori terumbu karangnya sangatlah cocok untuk kehidupan Gurita. Sebagai informasi bahwa saat ini gurita yang tertangkap di wilayah kecamatan Ndori sebanyak 13 ribu Ekor dengan berat 13,064 kg yang dicatat selama kurun waktu september 2021- Mei 2023.

Data yang di himpun ini kemudian nelayan memahami dan sekaligus bersepakat untuk melakukan penutupan yang ke tiga di lokasi sera hobakua, sera maubasa dan sera ipi. Alasannya bahwa dengan penutupan sementara para nelayan penangkap gurita tidak terlalu sulit dalam mengakap gurita.

Nelayan sangat senang dengan proses pendampingan yang dilakukan oleh Tananua dari proses pendataan nelayan mengetahui bahwa hasilnya cukup tinggi. Perubahan itu terlihat ketika nelayan melakukan penutupan sementara lokasi tangkap sehingga metode penutupan ini sangat cocok untuk dilakukan.


Kepala desa Mole ketika dalam sambuatnnya mengatakan bahawa Wilayah mole terlalu luas Induk gurita ada di pantai mole. Harapan pemeritah desa yang ada di wilayah pesisir Ndori harus mengeluarkan perdes, agar bom dan penangkapan yang tidak ramah lingkungan itu dilarang.

" Saya berharap agar bisa kita tutup kembali tidak hanya 3 lokasi harus sampai di lowo aro wilayah desa mole. Kami juag sangat mendukung dengan program buka tutup lokasi tangkap wilayah tanah mole agar wilayah pantai terjaga", katannya.
Selesai kegiatan umpan balik data gurita kepada masyarakat dilajutkan dengan Seremonial adat oleh tokoh adat untuk penutupan yang ke tiga lokasi tangkap Gurita.

Sebagai simbol bahwa lokasi tersebut ditutup ditandai dengan seremonial adat oleh mosalaki mole dan pelepasan pelampung dilokasi penutup.

Selain itu juga anggota LMMA memasang baliho himbauan penutupan lokasi tangkap gurita dimulai dari tanggal 14 juni hingga 14 september. Pemasangan baliho itu pada tiga titik keramaian aktivitas nelayan.

Tokoh adat mole juga menyampaikan bahwa jika dengan penutupan lokasi ini masih ada yang melanggar maka akan dikenakan sanksi yaitu sa liwu sa eko istilah adat yang berlaku di ndori.

Menurutnya bahwa dengan sistem buka tutup, wilayah laut serta habitat di dalamnya dilindungi dan bisa dimanfaatkan untuk generasi yang akan datang.

Metode buka tutup adalah metode yang sangat cocok diterapkan di wilayah ndori. Nelayan pada dasarnya mendapatkan manfaatnya, serta terjadi peningkatan secara ekonomis.***


Oleh : Jhuan M



Posting Komentar

0 Komentar